Jumat, 17 Mei 2019

RANGKUMAN MATERI AGAMA KRISTEN KELAS 10 SEMESTER 2


Hasil gambar untuk murid yesus


Pembelajaran 1
Tanggung Jawab Orang Tua Terhadap Anak

Anak adalah anugrah Tuhan bagi keluarga, tidak ada seorang anakpun yang lahir atas kehendaknya sendiri. Mereka dilahirkan dari rahim seorang perempuan apapun dan bagaimanapun prosesnya. Oleh karena itu, sewajarnyalah bila orang tua menjadi pendidik utama dan terutama bagi anak-anaknya. Orang tua diberi kewenangan oleh tuhan sesuai dengan yang tertulis dalam kitab kejadian 1:28. Hal ini mencakup tanggung jawab orang tua terhadap anak.
Ada beberapa wujud tanggung jawab oang tua terhadapa anak, antara lain:
1.    Mengasihi
2.    Mencukupi kebutuhan anak
3.    Mendidik

1.   Mengasihi
Ada beberapa semboyan tentang kasih sayang orang tua terhadap anak. “kasih ibu sepanjang masa”, “surga di telapak kaki ibu“ dll. Sebenarnya semboyan-semboyan ini menjelaskan mengenai besarnya pengorbanan sorang ibu dalam mengandung, melahirkan, membesarkan, dan mengasuh anak-anaknya tiada memandang waktu. Dalam alkitab, nabi Yesaya mengatakan “dapatkan seorang perempuan melupakan bayinya…..” ayat ini menafsirkan kasih sorang ibu memang luar biasa.
 Hal ini tidak berarti peranan seorang ayah dilalaikan. Tuhan yesus menggambarkan hubungan Allah dengan manusia seumpama seorang ayah dengan anaknya. Hal ini tergambar dalam kisah Perumpamaan anak yang hilang (Lukas 15 ; 11 – 32. Sang ayah yang tulus mengampuni anaknya walau di mata semua orang sang anak melakukan kesalahan yang fatal. Kasih dari orang tua yang memampukan anak untuk tumbuh menjadi sosok yang berani menjalani hidup di dunia ini.
Mengasihi anak bukan berarti memenuhi semua tuntutan dan permintaan anak.Orang tua harus bijaksana menimbang terlebih dahulu apa tuntutan dan permintaan anak memang harus dipatuhi.
Mengasihi berarti menghormati anak sebagai pribadi yang utuh memiliki harkat dan martabat kemanusiaannya. Dalam hal ini, seandainya orang tua melakukan kesalahan yang menyakitkan hati anak, maka orang tua yang menghargai anak harus meminta maaf kepada anak-anaknya.

2.   Mencukupi kebutuhan anak
Alkitab mewajibkan orang tua memelihara anak-anaknya. Mencukupi kebutuhan anak dalam arti
1.       Mencukupi kebutuhan jasmani antara lain memberi makan yang cukup, kesehatan yang cukup, perlindungan secara psikilogi berupa rasa nyaman, aman serta menghormati anak sebagai pribadi yang utuh dengan cita-cita dan impiannya sendiri.
2.       Mencukupi kebutuhan rohani anak, dalam hal memberi dasar pengenalan yang benar tentang Allah.

3.   Mendidik
Perintah Allah kepada orang tua untuk bertanggungjawab mendidik anak tercatat dalam kitab ULANGAN 6 ; 4 – 9 yang terurai sebagai berikut
1.       Sebelum mengajarkan, orang tua harus terlebih dahulu mengasihi Tuhan “dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. (ayat 5)
2.       Setelah itu barulah orang tua mengajarnya berulang ulang (ayat 6)
3.       Membicarakannya ketika duduk, sedang dalam perjalanan, berbaring dan bangun (ayat 7)
4.       Mengikatnya sebagai tanda pada tangan dan lambang pada dahi  (ayat 8)
5.       Menuliskan pada tiang pintu rumah dan gerbang (ayat 9)

Secara sederhana dari ayat diatas kita dapat tafsirkan bahwa orang tua bertanggungjawab mendidik anak tentang pengenalan akan Tuhan dilakukan dalam segala kondisi, situasi dan tempat.
Jelaslah bahwa tanggung jawab pendidikan anak bukan hanya merupakan tanggung jawab sekolah dan gereja, melainkan terutama tanggung jawab keluarga. Karena karakter seorang anak ditentukan oleh model pengasuhan dan pendidikan dalam keluarga.
Tujuan pendidikan bagi anak yang diembankan kepada orang tua adalah sesuai dengan firman Tuhan dalam 2 timotius 3 ;17, (“dengan demikian, tiap manusia kepunyaan allah dilengkapi untuk setiap perbuatan baik”) artinyaanak-anak diajar agar mereka dapat memenuhi tugas mereka kepada Tuhan dan sesama manusia.
Cara mendidik anak antara lain
*      Hendaknya dilakukan dalam doa dan iman
*      Dilakukan dengan sikap rendah hati
*      Mengharuskan adanya ketegasan dan keyakinan diri
*      Mengharuskan anak-anak untuk hidup disiplin.

Dalam mendidik anak, dapat dilihat bagaimanakah hubungan antara orang tua dan anak sesuai dengan peraturan Allah.


Ø  Peraturan Allah dan hubungan yang umum
Dalam hukum taurat berlaku, hukum mata ganti mata, gigi ganti gigi dst. Kesimpulanya adalah setiap perbuatan yang melanggar peraturan allah, hukumnya adalah sama atau setimpal (keluaran 21;23-25)
Ø  Peraturan Allah dan hubungan anak dan orang tua
Hal ini tergambar dalam kitab keluaran 21 ; 15. “siapa yang memukul ayahnya atau ibunya, ia pasti dihukum mati” artinya bahwa anak yang bersalah kepada orang tua, hukumannya berlipat ganda.
Ø  Peraturan Allah dan hubungan orang tua dan anak
Orang tua sebagai manusia biasa terkadang melakukan kesalahan. Jika orang tua melakukan kesalahan kepada anak maka sesuai dengan peraturan Allah, hukumnya adalah setimpal.

 
PEMBELAJARAN 2
TANGGUNG JAWAB ANAK KEPADA ORANG TUA

A.      Menghormati Orang Tua
Tanggung jawab utama anak kepada orang tua adalah menghormati orang tua. Dasar alkitabiah yang berkaitan dengan sikap hormat kepada orang tua adalah
1.       Keluaran 20;12 “Hormatilah ayah dan ibumu supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, ALLAHmu, kepadamu.”
2.       Efesus 6;1-3 “ Hai, anak-anak taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, Karena haruslah demikian. Hormatilah ayahmu dan ibumu, ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini, supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi.”
3.       Kolose 3;20 “hai anak-anak, taatilah orang tuamu dalam segala hal, karena itulah yang indah di dalam Tuhan.”

Ketaatan dan kepatuhan anak kepada orang tua harus didasarkan atas pemahaman sebagai berikut:
*      Orang tua adalah wakil Allah dalam upaya mendidik anak. Segala nasehat dan bimbingan orang tua memiliki tujuan mulia dari Allah untuk kehidupan keluarga.
*      Orang tua adalah juga manusia yang memiliki keterbatasan dan kelemahan karena itulah merekapun dapat berbuat salah.
*      Ketika usia makin lanjut, orang tua akan mengalami kemunduran fisik dan cara berfikir. Anak harus berupaya memahami dan mengasihi orang tua dalam segala situasi dan kondisi hidup mereka, terutama ketika orang tua mengalami kemunduran fisik dan pikiran.
Maksud  kita wajib menghormati orang tua adalah
1.       Orang tua dipakai Allah untuk melahirkan, memelihara, mendidik, membimbing dan mengatur anak-anak. Tugas orang tua diatas adalah tugas yang istimewa dari Allah dan sangat berat maka, sangat wajar jika Allah mewajibkan anak-anak menghormati orang tuanya.
2.       Tuhan akan memberikan hukuman kepada anak yang tidak menghormati orang tuanya.
Cara kita menghormati orang tua adalah
*      Menghargai orang tua,
Orang tua mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dari anak, karena itu anak wajib menghargai orang tua, bagaimanapun keadaannya.
*      Taat kepada orang tua
Setiap anak ada dalam pemeliharaan dan kekuasaan orang tua. Oleh karena itu anak wajib taat kepada orang tua dalam hal menuruti semua perintah orang tua selama itu tidak bertentangan dengan perintah Allah.
*      Mau menerima didikan orang tua
Anak terkadang melakukan berbagai kesalahan. Anak yang menghormati orang tua, bersedia menerima nasehati bahkan hukuman dari orang tuanya karena kesalahan yang diperbuatnya.
*      Mau membantu melakukan pekerjaan rumah
Anak yang memiliki rasa sayang dan hormat kepada orang tua, rajin dan mau membantu melakukan pekerjaan-pekerjaan yang ada di tengah keluarganya sesuai dengan kemampuannya
*      Bersabar terhadap kekurangan, kelemahan dan kesalahan orang tua
Orang tua tidak luput dari kesalahannya yang terkadang menyinggung perasaan anak. Hal itu berupa berperilaku kasar,dsb. Anak yang hormat kepada orang tua dengan bijaksana menghadapi kekurangan orang tuanya.
*      Membantu penghidupan orang tua dan keluarga
Anak yang telah berhasil memperoleh kehidupan yang mandiri dan masa depannya sukses, wajib membantu penghidupan orang tua dan keluarganya.
*      Merawat orang tua di masa tuanya
Merawat orang tua di masa tuanya adalah bentuk rasa hormat kepada orang tua.

B.         Perubahan Pola Hubungan Orang Tua dengan Anak
Di zaman modern ini, masalah yang paling populer adalah masalah hubungan antara anak dan orang tua. Misalnya saja, kenakalan remaja, gangguan belajar anak di sekolah, karakter yang liar, dikembalikan kepada masalah bagaimana hubungan anak dengan orang tua.

Sikap seorang anak pada usia kekanakannya berbeda dengan sikap anak dalam usia dewasa dengan segala pelanggarannya. Perubahan ini terjadi karena beberapa faktor yaitu
*      Keadaan masyarakat dimana keluarga itu hidup
Apa yang terjadi dalam masyarakat secara timbal balik akan berpengaruh dalam kehidupan keluarga. Pola asuh yang terlihat dalam masyarakat pada umumnya menjadi bagian dari pola asuh orang tua kepada anak. Maka hubungan antara orang tua dengan anak tergantung sejauh cara orang tua mengasuh anak. 
*      Kesempatan yang diberikan orang tua
Salah satu sikap anak terhadap orang tua adalah suatu reaksi dari anak terhadap kesempatan untuk bersikap. Contohnya: orang tua membangun komunikasi kurang baik dengan anak saat ia kecil, maka keadaan ini akan dia terapkan ketika ia dewasa dan membangun keluarganya sendiri.
*      Persepsi timbal balik orang tua dengan anak
Orang tua dan anak saling menilai diri masing-masing terkait dengan sikapnya terhadap satu dengan yang lain.


PEMBELAJARAN 3
KELUARGA DAN SEKOLAH SEBAGAI LEMBAGA PENDIDIKAN

1.       Pengertian dan tujuan Keluarga Kristen
v  Pengertian Keluarga Kristen adalah komunitas terkecil yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak, atau yang ada dalam isi satu keluarga, yang mengaku dan percaya kepada yesus sebagai juruslamat.
v  Tujuan dari sebuah keluarga Kristen adalah
-          Menciptakan suasana persatuan dalam hidup berkeluarga sehingga setiap anggota keluarga merasa terlindungi dan merasa dikasihi
-          Memupuk pribadi yang sehat dan terbuka serta bertanggung jawab
-          Menciptakan suasana yang tenang dan nyaman sehingga setiap anggota keluarga merasa kerasan
-          Mengwujudkan kasih Allah di tengah-tengah kita yaitu memancarkan kasih Allah di tengah-tengah masyarakat sekitar.
-          Sebagai tempat pelaksana kasih, pelayanan dan pendidikan secara nyata bagi anggota-anggotanya.

2.       Keluarga sebagai lembaga pendidikan
Dalam alkitab ditegaskan bahwa tugas pendidikan pertama-tama adalah tugas orang tua dalam ruang lingkup keluarga. Dasar pendidikan diperoleh seseorang dalam keluarga dan dalam kehidupan selanjutnya. Pembentukan karakter seseorang sangat dipengaruhi oleh pola asuh dalam keluarga.
Menurut alm. PATER DROST, salah seorang tokoh pendidikan Indonesia, sekolah hanya melanjutkan proses pendidikan yang telah mulai dari keluargaJika keluarga salah mendidik anak, sekolah akan mengalami kesulitan untuk mendidik anak tersebut.
Keberhasilan pendidikan di sekolah tak terlepas dari kerjasama yang saling mendukung antara pemerintah, sekolah, masyarkat dan keluarga. Tapi sayangnya, sebagian besar keluarga member tanggung jawab pendidikan anak sepenuhnya kepada sekolah karena alasan berbagai kesibukan.

3.       Hubungan antara keluarga Kristen dengan pendidikan atau sekolah
Bagi keluarga Kristen, pengertian sekolah adalah tempat untuk pembentukan dan pembinaan karakter serta mental murid sehingga memiliki sifat-sifat yang benar dan berkenan kepada ALLAH.
Keberhasilan pendidikan di sekolah tak terlepas dari kerjasama yang saling mendukung antara pemerintah, sekolah, masyarkat dan keluarga. Tapi sayangnya, sebagian besar keluarga memberi tanggung jawab pendidikan anak sepenuhnya kepada sekolah karena alasan berbagai kesibukan.
Pendidikan yang diberikan kepada anak memiliki beberapa tujuan yaitu
*    Membina watak dan keahlian
Makna pembentukan watak dalam pendidikan di sekolah adalah mencakup hal-hal sebagai berikut: kejujuran, kerendahan hati, keterbukaan terhadap kritik orang lain, keberanian berpendapat, menghargai perbedaan pendapat, dll.
*    Membebaskan
Pendidikan bertujuan membebaskan manusia. Membebaskan manusia untuk mengekspresikan apa yang menjadi pikiran, keputusan dan sikapnya sendiri. Pendidikan membebaskan memotifasi siswa untuk mengembangkan kreatifitas pikir dan ketrampilan yang positif yang dapat dipertanggungjawabkan.

4.       Hubungan sinergis antara keluarga dengan sekolah dalam pelaksanaan pendidikan di gereja dan masyarakat
Tugas pendidikan tidak dapat diserahkan sepenuhnya hanya kepada sekolah,tetapi keluarga harus turut serta memikul tanggung jawab itu. Sebagai keluarga Kristen, tak terpungkiri gereja turut campur tangan dalam pendidikan anak.

·         Gereja dan pendidikan
Gereja telah memahami pendidikan mulai dari awal gereja itu dibangun. Tradisi yahudi memberi tempat utama bagi pendidikan, sesuai dengan amsal 22:6. Dalam tradisi yahudi, pendidikan menjadi basis utama dalam membangun komunitas yang beriman. Pada usia dini, anak di bawa ke sinagoge untuk belajar. Sampai pada usia ke 12-13 tahun, anak laki-laki ada dalam upacara BAR MITZVAH dan anak perempuan dalam upacaraBAS MITZVAH supaya mereka disebut “anak torah”. Ia diminta membaca alkitab dalam bahasa ibrani dan seusai upacara itu ia diakui sebagai anggota dewasa dalam masyarakat.
Pada zaman sekarang gereja cenderung melihat pendidikan anak dalam hal pendidikan formal gereja yaitu Sekolah minggu dan Katekisasi.



Pembelajaran 4
Menjadi Murid Yesus Kristus

1.       Mewujudkan Identitas Sebagai Murid Yesus
Tujuan Yesus memanggil para murid bukan untuk membangun sekelompok orang beriman yang menarik diri dari dunia, tetapi mereka dibangun untuk mengurus tugas panggilan kepada sesama, antara lain:
·         Dipanggil untuk mengambil peranan dalam penuaian eskhatologis (matius 9;37)
·         Untuk mengambil ahli karya penyembuhan
·         Pemberian yesus sebagai utusan dalam kawan sekerja-Nya sebagai unsur mutlak dalam hal mengikut yesus
Apa yang yesus kehendaki dari kita sebagai murid/pengikutnya?
Mewujudkan kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama (matius 28;37-40, Lukas 10;33-37) dan menjadi saksi injil yesus kristus (matius 28;19-20)

Penerapan Hukum Kasih sebagai wujud peneladanan menjadi murid Kristus adalah
1). Tidak bersifat subjekif (matius 20;25). Subjektif artinya keberpihakan kepada penilaian seseorang menurut kepentingan dan pandangan diri sendiri (pribadi). Hal ini mempunyai efek yang buruk sekali terhadap pekerjaannya.
2). Mendisiplinkan tubuh (I kor 9;23-27). Artinya menguasai diri dalam segala hal.
3). Rela menderita (I pertus 4;11). Kesediaan untuk mau menanggung segala beban pelayanan.
4). Tidak memperbudak uang (I tim 6;3-10). Murid yesus harus waspada agar tidak takluk di bawah pengaruh kuasa mammon (hamba uang).
5). Setia kepada kebenaran (II tim 2:24). Kebenaran Allah bersifat mutlak dan kebenaran itu menurut kesetiaan yang teguh dari semua orang dan dalam segala kebenaran.

2.       Hal Mengikuti Yesus
Syarat mengikuti Yesus menjadi muridNya (Lukas 9;22-26), antara lain:
a.       Menyangkal diri (matius 16:24)
Artinya sikap kita terkait dengan kebenaran dan tidak mengandalkan kehendak sendiri.  Mengatakan “tidak” kepada hal-hal yang bertentangan dengan kebenaran firman Tuhan, dan katakana “ya” kepada hal yang sesuai dengan kebenaran firman Allah.
b.      Mengutamakan Yesus dalam hidup
Artinya, mempunyai komitmen untuk mengutamakan Yesus lebih dari segalanya.
c.       Memikul salib
Artinya rela menderita karena iman kepada yesus di dalam pemberitaan injil dan rela dianiaya karena kebenaran firman Allah.
d.      Mengikut Dia
Artinya mengikuti teladan, ajaran, kehendak Kristus. Rela melepaskan diri dari gaya hidup yang bertentangan dengan kehendak Yesus.
Ciri – ciri kemuridan Yesus secara umum dapat digambarkan sebagai berikut:
a.       Yesus mengambil inisiatif untuk memanggil murid-muridnya
b.      Menjadi murid Yesus berarti mengikuti, berada bersama Yesus, berada di belakang Yesus.
c.       Mengikut Yesus berarti dipanggil untuk turut membuat perubahan nilai-nilai kehidupan yang bertentangan antara pandangan keyahudian dan pandangan Yesus.
d.      Yesus menuntut seluruh eksistensi murid-murid yang dipilihNya tanpa syarat. Yesus sebagai guru dan para murid tetap untuk selamanya dalam hubungan persaudaraan
e.      Kemuridan Yesus ditentukan oleh iman-kepercayaan, penyerahan diri, dan kesetiaan.

3.       Menanggapi Panggilan Yesus
Kelebihan murid-murid yesus adalah keadaan mereka yang mengesankan. Mereka tidak pernah masuk sekolah alkitab. Bahkan sangat mungkin mereka tidak memiliki pengetahuan alkitab sama seperti ahli taurat dan orang farisi. Tapi, menanggapi panggilan yesus, ada fakta-fakta yang merugikan mereka, antara lain:
·         Sibuk dengan usaha kecil mereka
Pada zaman itu, salah satu tempat perikanan sangat baik bagi pemerintah romawi adalah danau galilea. Petrus, Yohanes, Andreas, dan Yakobus adalah orang2 yang meninggalkan kesibukan menguntungkan itu hanya untuk menanggapi panggilan Yesus.
·         Orang – orang yang tergantung pada mereka
Yakobus dan Yohanes bekerja untuk ayah mereka Zebedeus. Di zaman itu, mereka menjadi jaminan bagi hari tua Zebedeus karena itu adalah kewajiban. Mereka meninggalkan pekerjaannya itu hanya untuk mengikut yesus.
·         Orang – orang ini memiliki kepribadian yang mengganggu
Yakobus dan Yohanes dikenal sebagai pemarah. Petrus dikenal sebagai orang yang mudah menimbulkan masalah dan kurang disiplin. Tapi yesus tidak mempermasalahkan kekurangan mereka dan memanggil mereka untuk menjadi penjala-penjala manusia, yang akhirnya menjala jutaan manusi.


Pembelajaran 5
Menghargai Orang Lain

A.     Dasar theologia alkitab
Sikap menghargai orang lain didasarkan pada pemahaman theologia alkitab sebagai berikut:
1.       Citra manusia sebagai gambar dan rupa ALLAH
Baiklah kita menjadikan manusia menurut gambardan rupa kita (kej 1:26a).Maknadari teks ini adalah sebuah ungkapan yang dipahami, dimengerti, digunakan untuk mengagungkan nama Allah dan tindakan penciptaanNya.
2.        Mazmur 8 :4-6 yang pemaknaannya seperti berikut
a.       Manusia diciptakan segambar dan serupa dengan Allah, artinya manusia memiliki sifat seperti yang dimiliki Allah contohnya sifat kasih, setia, penyayang
b.      Dalam theologies yahudi, Allah memiliki eksistensi yang kekal sedangkan manusia di mata Allah menyandang eksistensi yg tidak kekal, karena akan habis dengan kematiannya sendiri.

B.      Manusia gagal memenuhi kehendak Allah
Berpatokan pada kisah di taman eden, kita membacakan titah Allah kepada manusia (kejadian 2:16,17)  dengan pengertian sebagai berikut:
1)      Taman eden melukiskan hubungan yang benar dengan Allah sebagaimana manusia diciptakan. Manusia diberi kekuasaan alam sesuai dengan titah :semua pohon boleh kau makan buahnya dengan bebas.(band kej 1:28,29)
2)      Tetapi dengan memberi kekuasaan itu tidak berarti membuat manusia sama dengan Allah. Kemuliaan manusia hanya sebatas diciptakan segambar dan serupa dengan Allah. Ada batas antara manusia dengan Allah yang ditentukan oleh Allah sebagai khalik da manusia sebagai makluk subjek yang harus tunduk kepada batas itu. Batas itu dinyatakan dalam titah Allah “tetapi pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat itu, janganlah kau makan buahnya.
3)      Pohon alat pembatas kekuasaan manusia itu tidak memiliki nama, hanya disebutkan fungsinya, yaitu untuk mengetahui, ini berarti untuk membuktikan bahwa sikap manusia dan tindakannya nantibaik atau jahat. Oleh karena itu pohon itu disebut pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.
4)      Sikap manusia terhadap pohon itu adalah sikap terhadap batas yang dtentukan oleh Allah. Menaati batas itu berarti menaati Allah. Melanggar batas itu berarti tidak menaati Allah.
5)      Untuk menentukan sikapnya terhadap pohon itu berarti manusia mempunyai kemungkinan untuk makan atau tidak makan. Artinya manusia diberi kemungkinan oleh Allah untuk menaati atau tidak menaati perintah Allah
6)      Dengan memberi kemungkinan itu, Allah memberi kebebasan kepada manusia untuk menentukan sikapnya terhadap kemahakuasaan Allah. Dengan memberi kebebasan itu, manusia dijadikan partner yang dituntut bertanggung jawab terhadap keputusan yang diambilnya.
Dalam cerita selanjutnya, manusia mengambil keputusan yang salah, dan berarti menentukan untuk tidak menaati Allah (membuat Dosa). Oleh karena itu, konsekuensinya adalah manusia menerima kematian dalam kondisi yang tidak selamat.
Akibat dari Dosa di taman eden adalah
Ø  Hilangnya kemuliaan Allah (kejadian 3:10, roma 3:23)
Ø  Sakit bersalin ( Kejadian 3:16)
Ø  Susah payah mencari rejeki (kejadian 3:17-19)
Ø  Alam tidak bersahabat (Kejadian 3:17)
Ø  Rusaknya hubungan antara manusia ( kejadian 3:12,13)
Ø  Terpisah dari Allah ( kejadian 3:23,24 : yesaya 59:1,2)
Ø  Mati jasmani (kejadian 5:5
Hukuman dari dosa adalah manusia diusir dari taman eden, dan kondisi manusia berada di dalam hubungan yang tidak benar dengan Allah.

C.      Meneladani Tuhan Yesus
Keteladanan Tuhan Yesus Nampak dalam setiap kesempatan untuk mewartakan kabar baik kepada orang yang membutuhkan (yohanes 9) tapi yesus dikenal sebagai pengkritik hebat atas kesalahan semu dari orang farisi dan ahli-ahli taurat.
Inti dari pelayanan dan penderitaan Yesus adalah sikapNya yang menghargai diri sendiri dan juga orang lain.  Yesus memberi teladan kepada murid-muridNya mengenai ajaran hukum kasih kepada Allah dan sesama.
Kisah nyata menghargai orang lain yang Yesus nyatakan dalam kehidupan orang yahudi terlihat dalam peristiwa perempuan samaria yang kedapatan berzinah (yohanes 8:2-11). Menurut hukum kekaisaran Romawi, perempuan yang berzinah itu harus dilempari dengan batu. Namun Menurut hukum dan norma yahudi, wanita itu layak dirajam (dilempari sampai mati dengan batu). Dalam kasus ini ada 2 kepentingan para pembesar yahudi untuk menantang Yesus yaitu
·         Untuk menunjukan bahwa secara moral dan hukum, mereka jauh lebih baik dari perempuan itu.
·         Menempatkan Yesus dalam posisi yang sangat sulit, serba salah. Di satu sisi, yesus harus membuktikan diri bahwa ia tidak melanggar hukum taurat, dan di lain sisi yesus tiddak boleh melanggar hukum romawi.
Dalam peristiwa ini Yesus menampakan wibawaNya sebagai Anak Allah yang justru Menghargai Orang lain dalam segala kondisi keberdosaannya dengan berkata “barangsiapa yang merasa ia tidak berdosa, hendaklah melempar batu kepada perempuan itu.” Dengan demikian satu per satu lawannya pergi dengan tidak mengatakan apa-apa.
Makna yang dapat diambil dari kisah ini dalam kaitannya dengan menghargai orang lain adalah
Ø  Hukum memang harus ditegakkan secara benar dan sungguh-sungguh yang harus membuat  orang menjadi lebih baik
Ø  Hukum harus mengubah perilaku orang kea rah hidup yang lebih baik
Ø  Yesus melihat jauh ke relung hati perempuan sundal itu, ada kerinduan untuk bertobat.

Pembelajaran 6
Persahabatan

Pengikut kristus merupakan orang-orang yang diikat oleh  cinta kasih kristus sehingga memungkinkan orang punya kemampuan menghargai, mempedulikan dan memperhatikan orang lain. Dalam hal membangun persahabatan karena punya satu tujuan hidup dan iman yang sama.

A.     Kekuatan Kasih
Dalam perjanjian lama, persahabatan antara daud dan Yonatan merupakan kisah yang paling sering dipakai untuk menggambarkan bagaimana sahabat bersikap tulus, setia dan bersedia untuk memberikan yang terbaik satu dengan yang lain (1 sam. 18dan 20). Hal ini dimungkinkan karena “Yonatan mengasihi Daud seperti jiwanya sendiri” (1 sam. 18:1)
Dalam perjanjian baru, tulIsan paulus tentang kasih tertuang dalam 1 kor.13. paulus menempatkan kasih lebih besar dari iman dan pengharapan. Iman dan pengharapan berkaitan dengan hubungan antara kita dengan tuhan, tapi kasih harus dinyatakan dalam hubungan dengan sesama, tidaklah cukup bila kasih hanya dibatasi dalam hubungan kita sebagai satu pribadi dengan tuhan.

B.      Yesus sebagai teladan yang setia
Dalam kehidupan masyarakat yahudi, mereka yang miskin, lemah, dan berdosa harus dikucilkan. Yesus justru bergaul dengan para pendosa bahkan memberi diri diurapi oleh seorang perempuan berdosa (Luk. 7:34). Bahkan yesus menegaskan bahwa “Aku dating bukan untuk memanggil orang berdosa melainkan orang berdosa”. Dari pergaulan yesus ini, memberi makna bagi pergaulan kita dengan sesama. Yesus bisa menerima semua orang dalam pergaulannya, maka kitapun perlu menerima orang lain dan menjadi sahabat mereka.
Secara khusus, pelajaran yesus tentang mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri antara lain:
a.       Memberi pertolongan yang dibutuhkan oleh orang itu, tanpa memperhitungkan perbedaan suku, keyakinan, status maupun kondisi.
b.      Memperbaiki hubungan yang tidak beres antara kita dengan sesama
Prilaku yesus untuk menjadi seorang sahabat yang setia,adalah
a.       Melayani dengan cara merendahkan diriNya yaitu membasuh kaki murid-muridNya ( yoh. 13:13). Yesus mengajarkan bahwa yang ingin menjadi besar justru harus melayani (mrk.10: 43). Dunia biasa membanggakan dan menghargai orang dengan kepintaran yang hebat, kekayaan yang tak terhingga dan keberhasilan yang dpat dibanggakan. Namun yesus tidak demikian. dihadapanNya semua orang sama.
b.      Memberi perintah untuk saling mengasihi. Perintah ini sekaligus mengubah status kita. Bukan lagi hamba yang menerima perintah melainkan sebagai sahabat yang menjalankan dengan sukacita apa yang diinginkan sahabatnya demi kebaikan semua ( yoh.15:12-17)
c.       Memperdayakan dengan cara memberikan kesempatan.
Petrus pernah menyangkal yesus sebanyak 3 kali, namun yesus tetap memberi kesempatan  kepada petrus untuk menggembalakan dombaNYa (yoh.21:15-19). Petrus menyesali penyangkalannya karena ia tahu yesus maha pengampun. Petrus belajar dari yesus untuk mengampuni saudara yang bersalah sebanyak tujuh puluh kali tujuh kali (mat. 18:21-22)
d.      Memberikan Nyawa Nya (yoh 15:13) bagi sahabat-sahabatNya yaitu kita semua yang mau menjalankan perintah saling mengasihi.

C. Persahabatan dengan dunia
Banyak pengikut yesus yang terjerumus kedalam persahabatan yang salah.  Sehingga Yakobus 4:4 mengingatkan kita bahwa “hai kamu, orang-orang yang tidak setia, tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah?”. Dunia yang dimaksudkan disini adalahkondisi yang mendorong kita jauh dari Allah.
Dalam usia remaja,ada satu jenis persahabatan yang dapat menghancurkan masa depan yaitu persahabatan yang menjerumuskan. Persahabatan yang menjerumuskan adalah ketika seseorang menerima tawaran teman (karena takut dicap kurang bergaul) untuk merokok, narkoba, miras, judi,pornografi, seks bebas dsb.
Bagaimana cara memperoleh sahabat sejati
amsal berkata seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran. (amsal 17:17) dan seorang kawan memukul dengan maksud baik tapi seorang lawan mencium dengan melimpah-limpah (amsal 27:6)
yang seharusnya seorang sahabat sejati adalah memilih seseorang yang berpikir dengan benar dan berbicara jujur

Pembelajaran 7
pacaran

A.      Defenisi dan tujuan pacaran
Pacaran adalah suatu hubungan cinta kasih yang terjalin antara 2 orang berbeda jenis kelamin untuk saling mengenal pribadi masing-masing.
Cinta dalam hubungan antarlawan jenis yang akan menyiapkan diri menjadi pasangan adalah hubungan yang saling menghargai satu sama lain. Cinta adalah anugrah Tuhan dan kasih adalah ajaran utama yesus kristus. (yoh. 15:9-10)
Seorang psikolog bernama Rochelle semmel albin mendefenisikan cinta adalah emosi yang membawa kepada kebahagian terbesar dan perasaan puas yang sangat dalam. Apa yang terjadi kepada mereka sangat penting bagi kita dan kehidupan mereka terikat dengan kita.  Apa yang disebut jatuh cinta menggambarkan apa yang dialami seseorang ketika sedang dikuasai emosi cinta yang hebat
Ada 2 kategori pada cinta antar lawan jenis, yaitu
1.       Kategori emosi
Cinta bersifat emosi adalah cinta yang misterius, dan tidak bisa memastikannya.  Perasaan yang intens kepada lawan jenis. Sebagian besar waktu habis untuk membayangkan dan memikirkannya. Namun cinta ini tidak bisa dilanjutkan  karena keegoisan satu pihak. Umumnya cinta emosional tidak berpijak pada fakta namun lebih imajinatif. Cinta seperti ini mementingkan diri sendiri.
2.       Kategori rasio
Cinta bersifat rasional didominasi oleh akal atau rasio. Cinta ini terwuujud dalam tindakan, bukan hanya berdasarkan perasaan.
Erich Form dalam bukunya The Art of Loving, menawarkan empat unsur cinta yang sesungguhnya yaitu care, responsibility, respectdan knowledge (kepedulian, tanggung jawab, sikap hormat dan kesedian mengenal dan menerima apa adanya,). Bertolak dari empat unsure ini, erich berpendapat bahwa untuk melaksanakan 4 unsur cinta yang sesungguhnya, tidak cukup hanya bermodalkan perasaan tapi dibutuhkan kesadaran penuh bahkan penalaran.
.  ada 4 jenis cinta :
·         Cinta agape : cinta tanpa pamrih, tidak mengharapkan balasan, siap berkorban. Cinta ini berasal dari Tuhan kepada manusia.
·         Cinta Storge  : cinta karena hubungan darah. Sifatnya mau membantu, memberi perhatian, tulus ingin melindungi, saling mengampuni seperti adik kakak, orang tua-anak.,
·         Cinta filia : cinta persahabatan
·         Cinta Eros : cinta berahi (seks). Sumbernya pada daya tarik seseorang yang bersifat pribadi. Cinta eros menuntut hubungan yang khusus dan membawa pada ikatan perkawinan. Cinta eros yang memungkinkan orang menjalin hubungan pacaran.
Menurut Scott Kirby, Tujuan pacaran adalah
1.       Untuk bertumbuh secara social, emosional dan rohani
2.       Untuk belajar berkomunikasi dengan lawan jenis
3.       Untuk mencintai dan dicintai
4.       Untuk menikmati saat yang indah
5.       Untuk mencari pasangan yang tepat


B.      Pertimbangan dalam memilih pacar
Pacar sangat mempengaruhi cara kita berpacaran. Oleh karena itu kita harus hati-hati memilih pacar. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih pacar adalah
1.       Seiman  (band. II kor 6:14)
2.       Karakter atau kepribadian yang berkenan kepada Allah seperti rendah hati, taat kepada firman tuhan, mengasihi, jujur, setia, bertanggung jawab, memiliki hubungan baik dengan orang tua
3.       Mencari kehendak Allah. Untuk hal ini perlu berdoa meminta hikmat dari Allah. Namun juga meminta nasehat dari orang yang lebih tua dari kita
4.       Orang tua
Pendapat orang tua dalam berpacaran harus dipertimbangkan karena Allah sendiri memerintah kita untuk hormat an taat pada orang tua.
C.      Seks
seks adalah anugrah tuhan. Allah menciptakan manusia lelaki dan perempuan untuk disatukan dan dapat memuliakan Allah. Namun seks dapat menghancurkan seseorang bila salah menempatkan diri. Menjaga kekudusan dan kemurnian adalah suatu kekuatan yang membuat kita dewasa dan dapat melakukan kehendak Allah.
Untuk membina sikap kekudusan dan kemurnian maka hal-hal yang harus kita sadari adalah..
1.       Mengetahui dengan jelas tentang seksualitas
2.       Menerima seksualitas kita sendiri sebagai pemberian allah yang sangat baik
3.       Menghormati seksualitas sebagai suatu kemampuan untuk mengungkapkan cinta dan hati secara jujur dan baik
4.       Membina kebajikan kemurnian sebagai usaha yang terus menerus sepanjang hidup, yang menuntut sikap terbuka dan kesabaran
5.       Meminta dan menggunakan rahmat Allah untuk menyehatkan kembali luka-luka akibat tindakan dan kebiasaan kita yang salah.
6.       Mengintegritaskan seksualitas ke dalam proses pendewasaan pribadi, yang setiap saat menuntut pengorbanan dan disiplin diri yang kuat
Seks menurut firman tuhan
Ø  Tuhan menciptakan seks untuk tujuan yang baik yaitu sebagai ikatan kasih yang dalam antara suami dan istri untuk menyatukan mereka (kej 2:24)
Ø  Allah melarang manusi mengumbar hawa nafsu (yes 5:7-9)
Ø  Allah melarang perzinahan ( kel 20:14)
Ø  Paulus menasehatkan agar jauhilah percabulan (1 kor 6:18
Ø  Allah menghendaki kita hidup kudus ( 1 tes 4:3
Ø  Hidup menurut roh dan bukan daging ( gal. 5:19 -24

Catatan dalam alkitab tentang seks

Dalam pemahaman alkitab, hubungan seks hanya dibenarkan terjadi antara suami istri yang terikat dalam perkawinan. Jika terjadi di luar perkawinan, hal itu tergolong dosa, baik terhadap diri sendiri, terhadap pasangan dan juga terhadap Tuhan. Karena itu berkali-kali muncul peringatan terhadap bahaya percabulan dan perzinahan. (roma 1:26-27)
Hubungan seks yang dipaksakan dari satu pihak disebut perkosaan dan menurut alkitab perbuatan itu harus dihukum. (ulangan 22:25-29). Begitu juga hubungan seksual di antara keluarga(imamat 18:16-20)
Bentuk lain yang harus diwaspadai walaupun tidak mengarah langsung kepada hubungan seks di luar perkawinan adalah membiarkan diri terangsang secara seksual melalui tulisan, gambar, music dsb.


D.      Dampak seks dalam berpacaran
tiga dampak melakukan seks luar nikah dalam hubungan pacaran:
Ø  Perasaan berdosa  dan tidak layak berada di hadapan Tuhan
Ø  Merasa diri kotor dan jijik
Ø  Kurang menghargai dan dihargai pacar.

Beberapa alasan dan penyebab seks dalam pacaran
Ø  Sebagai bukti cinta
Ø  Tidak memiliki aktifitas lain
Ø  Ingin tahu atau coba-coba
Ø  Semua orang juga melakukannya
Ø  Tidak memahami arti seks sesungguhnya
Ø  Tidak dapat mengendalikan diri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar